Total Tayangan Halaman

Kamis, 22 September 2011

Let's Talk About This Lovable Plant!! ORCHID aka Anggrek.... ;))


Orchidaceae
Suku anggrek-anggrekan atau Orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika. Kebanyakan anggota suku ini hidup sebagai epifit, terutama yang berasal dari daerah tropika. Anggrek di daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai cara beradaptasi terhadap musim dingin. Organ-organnya yang cenderung tebal dan "berdaging" (sukulen) membuatnya tahan menghadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit dapat hidup dari embun dan udara lembab.
Anggota pentingnya yang dikenal baik manusia adalah anggrek hias serta vanili, berkelopak bunga indah dan berwarna-warni.


Jenis - Jenis Anggrek Berdasarkan Tipe Pertumbuhan

- Monopodial

Anggrek ini hanya memiliki satu batang dan satu titik tumbuh saja. Bunganya tumbuh dari ujung batang. Anggrek ini dapat diperbanyak dengan stek batang dan biji. contoh: Vanda sp., dan Phalaenopsis sp. (Anggrek Bulan).

- Simpodial

Anggek ini memiliki lebih dari satu titik tumbuh. Tunas baru muncul dari sekitar batang utama. Bunga bisa muncul di pucuk atau sisi batang, tetapi ada juga yang muncul dari akar tinggal. Batangnya menyimpan air cadangan makanan atau umbi semu. Anggrek ini dapat diperbanyak dengan cara split, pemisahan keiki, biji. Contoh: Dendrobium sp., Cattleya sp.


Jenis - Jenis Anggrek Berdasarkan Tempat Tumbuh

-Anggrek Epifit
Anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari. Akar anggrek menyerap makanan dari air hujan, kabut dan udara sekitar. Contoh : Cattleya sp., Dendrobiumsp.,
-Anggrek Terestial
Anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung. akarnya mengambil makanan dari tanah. Contoh : Vanda sp.
-Anggrek Saprofit
Anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta menbutuhkan sedikit cahaya matahari. Jenis ini tidak memiliki daun dan klorofil. Contoh : Goodyera sp.
-Anggrek Litofit
Anggrek yang tumbuh pada batu-batuan atau tanah berbatu, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh. Anggek ini mengambil makanan dari hujan, udara, humus. Contoh : Paphiopedilum sp.

Jenis - Jenis Anggrek Hias

Penyebutan jenis anggrek hias biasa disebutkan dengan nama genusnya saja karena banyak sekali hibrida antar spesies dan antar genus yang telah dibuat. Akibatnya, penamaan anggrek memiliki semacam aturan khusus yang agak "menyimpang" dari aturan penamaan botani.
Berikut adalah jenis - jenis anggrek hias :

-Coelogyne

1.Coelogyne Celebensis

 


Anggrek ini memiliki nama ilmiah Coelogyne celebensis. Kata celebensis diambil dari nama Celebes atau Sulawesi. Dari namanya, kita tahu jika tanaman ini memiliki habitat asal di Sulawesi. Morfologi tanamannya sekilas nampak serupa dengan kerabat dekatnya Coleogyne speciosa. Bahkan tipe bunga nya pun tampak tak ada beda. Namun bagi yang jeli, perbedaan yang cukup mencolok dapat dikenali lewat bentuk labellum serta tonjolan-tonjolan yang berada diatas labellum tersebut. Bunga ini mampu merekah sempurna selama 5-7 hari, setelah itu bunga akan layu dan segera digantikan dengan tunas bunga selanjutnya. Tandan bunganya berukuran kecil dan panjang, sehingga tidak proporsional jika dibandingkan dengan ukuran bunganya yang cukup besar. Itulah sebabnya, saat bunga nya mekar, maka tandannya akan terkulai kebawah, sehingga bunganya tampak menunduk. Anggrek ini memiliki daun yang lebar, berbentuk bulat telur, dan permukaannya bergelombang. Seperti kebanyakan anggrek lainnya, tanaman ini juga memiliki bulb/umbi semu yg menggembung untuk menyimpan air dan cadangan makanan. Anggrek ini termasuk anggrek dataran rendah yang rajin berbunga dan cepat beradaptasi.


2.Coelogyne Speciosa
  

Sosok bunganya anggun layaknya seorang putri yang bersembunyi di balik rimbunnya semak belukar. Sang putri yang elok dan menawan ini memiliki nama Coelogyne speciosa. Meskipun persebarannya sangat luas, bukanlah alasan untuk menelantarkannya. Hampir banyak pedagang tidak terlalu memperdulikannya dengan alasan harganya yang kurang bersaing. Sikap yang sama sering datang dari para pembeli yang sering mencibir saat melihat sosoknya teronggok di stand pameran, bahkan diantaranya berkomentar “walah…anggrek kaya gitu kan dah sering liat..dimana-mana juga ada, heran…hari gini masih ada yang ngejual”. Demikian pilu kisah sang putri hutan.
Keberadaannya di alam memang tidak selangka teman-temannya, namun hal ini semata-mata akibat upaya si anggrek. Kemampuan adaptasinya yang luas, tingkat pertumbuhan yang cepat, rajin berbunga, serta kemampuannya melakukan selfing secara alami merupakan kelihaian khusus yang menyebabkan keberadaannya akan terus langgeng di alam…dan juga dirumah kita. Tidak mau kalah dengan temannya terdahulu, sang putri juga menyampaikan harapannya kepada siapapun agar dirinya dapat dikembangbiakkan yang kemudian disisihkan sebagian sebagai hiasan alam. Siapapun dia, sang putri akan berterima kasih dan tersenyum bahagia kepada sang pahlawan.

3.Coelogyne Pandurata
Coelogyne Pandurata
Dikenal dengan nama Anggrek Hitam atau Black Orchid, karena pada lidahnya terdapat warna hitam. Coelogyne pandurata Lindley tersebar di Malaysia, Sumatra, Kalimantan dan di Philipina di Mindanao, Luzon dan pulau Samar. Pada umumnya tumbuh pada pohon tua, didekat pantai atau di daerah rawa dataran rendah yang cukup panas.

-Cymbidium

1.Cymbidium Finlaysonianum


Di Kalimantan Barat anggrek ini dinamakan sakat lidah ular tedung atau lau pandan. Orang sumatera mengenalnya dengan nama anggrek pandan, karena perawakannya memang sekilas menyerupai pandan. Untuk membedakannya dengan anggrek lainnya yang perawakannya mirip pandan seperti Vanda tricolor, anggrek ini diberi nama “anggrek lidah ular”.
Tumbuhan ini hidup menumpang pada pohon-pohon besar. Tumbuhnya merumpun karena tunas-tunas yang keluar disekitar tumbuhan induk. Batangnya sangat pendek dan tertutup rapat oleh pelepah daun. Daunnya berbentuk pita, tebal dan kaku, ujungnya membelah dua. Lebar daun antara 2-3 cm, terkadang pada kondisi subur, daunnya dapat mencapai satu meter panjangnya. Memiliki akar lekat dan akar udara. Akar lekatnya berdiameter lebih besar dan agak memipih dengan penebalan jaringan meristem ganda berwarna keputihan. Bunganya tersusun dalam tandan yang panjangnya dapat mencapai 1 meter lebih, menjuntai kebawah menyerupai lidah ular. Dalam satu rumpun dapat muncul beberapa tandan bunga sekaligus. Terdapat 15-30 kuntum bunga pada setiap tandannya. Masing-masing bunga bergaris tengah 6 cm. Sepalnya berbentuk lanset, membentuk bintang. Warnanya kuning semburat kemerahan. Lidahnya berwarna merah marun dengan corak putih yang mencolok.

Anggrek ini dijumpai tumbuh liar di tempat-tempat yang sedikit terbuka, di hutan jati dan hutan campuran. Tumbuh pada ketinggian antara 5-300 m dpl. Di tempat-tempat tersebut anggrek ini berbunga sepanjang tahun. Setiap kuntum bunga dapat bertahan mekar selama 12 hari. Penyebaran anggrek ini sangat luas, Indonesia, Filipina, Burma, Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Karena anggrek ini sangat mudah dipelihara maka sekarang jenis ini banyak dibudidayakan orang.

-Dendrobium
1.Dendrobium Singkawangense

Dendrobium endemik borneo yang tumbuh pada dataran tinggi sekitar 800 m dpl atau lebih. Sosok perawakannya tidak terlalu tinggi, sekitar 20-35 cm. Pada permukaan daun dan batangnya banyak ditumbuhi bulu-bulu halus. Daunnya berbentuk elips memanjang dengan ukuran yang tidak terlalu besar (panjang: 4-5 cm, lebar: 2-3 cm).

2.Dendrobium Amabile
den_amabile_vietnam04_a
Anggrek spesies yang hidup sebagai epifit ini ditemukan di dataran rendah hingga punggung gunung, di Vietnam dan Hainan China.
Anggrek spesis ini berkerabat dekat dengan Dendrobium farmeri dari pegunungan Himalaya, serta Dendrobium amabile dari Sulawesi, Indonesia.

3.Dendrobium Affine

 
Dendrobium asal Indonesia Timur ini cukup menarik, dengan warnanya yang putih bersih dan cukup tahan banting.
Ukuran bunga sekitar 2-3 cm menyukai sinar matahari langsung dan aerasi yang cukup baik. Penempatan yang baik adalah di pakis slab, dengan maksud supaya akarnya jangan terlalu basah yang bisa berakibat busuk.
Termasuk section Phalaenanthe.
Variant yang lain dari Dendrobium ini adalah Variant Dicuphum, dimana labellumnya berwarna ungu tidak seperti affine pada umumnya.
Ukuran tanamannya juga relatif lebih kecil dari Dendrobium affine yang biasa, namun ukuran bunga relatif sama.

4.Dendrobium Sutiknoi P.O'bryne (Si Raja Tanduk Dari Papua)

Begitulah sebutan bagi anggrek yang memiliki nama latin Dendrobium sutiknoi P.O’bryne. Anggrek ini dideskripsikan dan dipublikasikan untuk pertama kali pada Mei 2005 di Jurnal fur den Orchideenfreund. Nama sutikno ini sendiri diambil dari nama seorang hobiis dan pedagang anggrek di Tretes, Prigen, Pasuruan, Jawa Timur yang kemudian dideskripsikan untuk pertama kali oleh Mr. Peter O’bryne di Singapura. Sejarahnya, ternyata anggrek ini ditemukan secara tidak sengaja oleh beliau di antara batang-batang D. lasianthera, namun tiba saat berbunga tampaklah perbedaan tersebut. Oleh karena karakter bunganya yang unik maka beliau yakin bahwa anggrek ini berpotensi menjadi species baru.
Species ini berasal dari Papua dan Kepulauan Morotai (Indonesia). Sejauh ini telah ditemukan dua varian warna, yaitu oranye tembaga dan hijau kekuningan. Sosok tanamannya mirip dengan anggrek-anggrek section Spatulata lainnya. Batangnya cukup tinggi mencapai 1-1,5 meter. Bentuk daunnya elips agak bulat telur, semakin kearah ujung atas ukuran daunnya semakin mengecil. Karakter unik dari anggrek ini adalah petal nya yang sangat panjang (mirip petal D.stratiotes) serta bentuk ujung labellumnya yang sempit dan melengkung dan hampir menyerupai labellum Dendrobium tobaense. Kelebihan anggrek section Spatulata ini adalah sifat dominan nya yang sangat kuat pada hybrid-hybrid keturunannya. Tidak seperti padaD.tobaense yang bentuk labellumnya bersifat resesif sehingga akan mudah terdegradasi oleh hybridisasi.
Saat ini, hybrid-hybrid maupun hasil selfing dari D.sutiknoi telah banyak beredar di pasaran anggrek di Asia tenggara. Namun menurut informasi dari seorang rekan hobiis senior dari Malaysia, setelah sekian lama D.sutiknoi dimanfaatkan sebagai parent/induk silangan, ternyata anggrek ini kurang begitu diminati oleh para penyilang sebagai parent karena sifatnya genetiknya yang sangat dominan, sehingga selalu mengalahkan karakter dari induknya yang lain, akibatnya hybrid yang terbentuk juga terlalu condong ke arah karakteristik D.sutiknoi. Namun hal ini tidak begitu dipersoalkan oleh para penggemar dan konsumen anggrek hybrid, sehingga tidak mengurangi minat para penggemar anggrek pada umumnya untuk tetap mengkoleksi hybrid-hybrid turunan D.sutiknoi, karena tetap saja hybridnya cantik dan unik dipandang. Di Indonesia sendiri, anggrek ini maupun hybridnya belum begitu tersosialisasi secara luas, sehingga tak heran bila harganya melambung sangat tinggi.
Meskipun demikian, anggrek ini merupakan harta genetis yang tak ternilai. Sehingga langkah-langkah serius untuk menjaga kelestarian genetisnya perlu segera dilakukan.

5.Dendrobium Insigne
Anggrek ini beraal dari Papua Nugini dan Queensland di Australia, dengan penyebaran dari 0 - 600 dpl. Bisa membentuk rumpun yang besar dengan batang yang ramping dengan tinggi antara 25 sampai 60 cm. Daunnya tebal dan berdaging. Bunga muncul di sepanjang batang, berwarna dominan kuning, tidak tahan lama (hanya mekar selama 2-3 hari) dan wangi.Jenis ini menyukai sinar matahari penuh dan akan berbunga jika ada penurunan suhu yang signifikan.

6.Dendrobium Fimbriatum
 
Salah satu anggrek Dendrobium yang bunganya cukup indah adalah Dendrobium fimbriatum Hook. Dinamakan demikian karena labelumnya berjumbai-jumbai dan berombak-ombak. Nama spesies ini diciptakan oleh Hooker.
Habitus anggrek Dendrobium fimbriatum Hook. adalah batangnya simpodial, hidup sebagai epifit. Batangnya dapat mencapai tinggi 1,5 meter, daunnya berbentuk lanset dengan panjang 15 cm. Tandan bunga muncul dari ketiak daun (axillaris) atau di ujung (terminalis). Tiap tangkai terdiri dari 8 – 15 kuntum bunga, dengan warna bunga kuning tua, diameter bunga kra-kira 5 cm, sepal dan petal lebar, labelum membulat dengan bagian tepinya berjumbai-jumbai halus. Polinia tidak memiliki tangkai dan ukurannya kira-kira sebesar butir beras.
Dendrobium fimbriatum Hook. berasal dari daerah Himalaya hingga Myanmar. Anggrek ini berbunga pada sekitar bulan Februari, lamanya bunga mekar sekitar 15 hari. Anggrek ini dapat tumbuh baik pada temperatur antara 10 – 23°C, kelembaban udara 40 – 70%. Untuk medianya dapat dipakai pakis atau ditanam dalam pot yang diberi arang, dapat juga ditempelkan langsung pada batang pohon. Agar pertumbuhannya baik dapat dilakukan pemupukan sebulan sekali.
Secara alami penyerbukan bunga anggrek Dendrobium fimbriatum Hook. ini di alam dibantu oleh sebangsa lebah sebagai polinator. Tanpa kehadiran serangga ini biasanya tidak terbentuk buah. Tetapi kita dapat menggantikan peran lebah itu, caranya adalah dengan mengambil polinia menggunakan pinset kecil atau bisa juga tusuk gigi, dan memasukkan polinia tersebut ke lubang stigma. Sederhana dan mudah.
Jika buah yang terbentuk sudah cukup tua bisa dikeluarkan bijinya yang berjumlah ribuan itu, dan dengan teknik kultur jaringan biji yang ditanam dapat tumbuh dengan persentase yang jauh lebih besar dibanding jika biji anggrek ditabur begitu saja. Selain itu perbanyakan bisa juga dilakukan dengan memecah rumpun anggrek Dendrobium ini. Tunas yang muncul pada buku-buku batangnya apabila sudah memiliki perakaran yang baik dapat dipisahkan dari induknya untuk ditanam tersendiri.


6.Dendrobium Litoreum
Dendrobium litoreum, Dendrobium fimbriatum, Dendrobium insigne, Si Raja Tanduk dari Papua, Dendrobium affine, Dendrobium singkawangense, Cymbidium finlaysonianum, Coelogyne Pandurata, Coelogyne speciosa, Orchid Coelogyne celebensis, Sang Diva, Si Kupu-Kupu Rawa, Vanda limbata, Vanda metusalae, Vanda insignis, Vanda celebica, Anggrek cantik, langka, Tanaman Indah Dendrobium litoreum, Dendrobium fimbriatum, Dendrobium insigne, Si Raja Tanduk dari Papua, Dendrobium affine, Dendrobium singkawangense, Cymbidium finlaysonianum, Coelogyne Pandurata, Coelogyne speciosa, Orchid Coelogyne celebensis, Sang Diva, Si Kupu-Kupu Rawa, Vanda limbata, Vanda metusalae, Vanda insignis, Vanda celebica, Anggrek cantik, langka, Tanaman Indah

7.Dendrobium Capra
Anggrek dendrobium yang dikenal juga sebagai anggrek bintang hijau ini merupakan anggrek dataran rendah yang pertumbuhannya relative lambat, akan tetapi memiliki vigor tunas yang cukup tinggi. Persebaran Dendrobium capra tidak terlalu luas atau dapat dikatakan endemik daerah Jawa Tengah hingga Jawa Timur, namun ada pula laporan yang mengatakan anggrek ini ditemukan pula di daerah kepualauan Bali hingga Nusa Tenggara.
Perawakannya yegap dan kaku, batangnya memiliki panjang hingga 40 cm. Diameter batang akan mengecil pada bagian pangkal dekat akar dan tampak menggembung pada bagian tengah batang. Daunnya kaku, berbentuk lanset dengan ujung meruncing, daunnya tersebar hanya dibagian atas batang. Panjang daun mencapai 15 cm dengan lebar 1,5-2 cm. Gagang pembungaannya muncul dari batang bagian ujung, panjangnya mencapai 30 cm, menyangga 4-8 kuntum bunga. Bunganya berbentuk bintang, berwarna hijau muda kekuningan dengan lidah yang dihiasi garis-garis keunguan, mengkilat, kaku dan tampak berlilin. Bunganya berukuran 2,5-3 cm dengan ketahanan mekar hingga lebih dari 1 bulan.
Dari pengamatan penulis terhadap specimen yang berasal dari Gunung Kidul, Jogjakarta. Anggrek ini dapat berbunga sepanjang tahun khususnya pada bulan-bulan kemarau dan peralihan musim. Anggrek ini merupakan anggrek dataran rendah dengan ketinggian 20-900 m dpl. Menyukai kondisi yang tidak terlalu lembab, terbuka (aerasi lancar), intensitas cahaya yang cukup tinggi dengan media tumbuh yang drainasenya lancar, misal arang, potongan pakis atau potongan kayu. Dendrobium ini banyak tumbuh di hutan-hutan jati di Jawa Tengah Jogjakarta dan Jawa Timur dan mampu beradaptasi dengan kondisi kering. Saat-saat terkering pada musim kemarau dimana pohon jati meranggas anggrek ini terpapar cahaya dengan intensitas yang kuat sehingga merangsang pembungaan. Oleh karena itu pula anggrek ini terkenal toleran terhadap kekeringan.
Anggrek ini memiliki potensi kedepan untuk menjadi indukan unggul yang dapat mewariskan sifat-sifat antara lain, warna hijau muda mengkilat, bunga tahan lama dan sosok tanaman yang pendek.

8.Dendrobium Sulawesiense
Dendrobium Sulawesiense
Baru diketemukan spesies dari Sulawesi (Indonesia), Dendrobium sulawesiense (syn. Den. crepidiferum) adalah anggrek yang cukup mencolok dengan bunga besar berwarna magenta serta lidah berwarna oranye dan tahan lama. Toleran pada suhu sedang sampai hangat, spesies ini membutuhkan kelembababan tinggi dan tingkat cahaya sedang.



9.Dendrobium Fatahillah (Local Hybrid)
Dendrobium Fatahillah (local hybrid) Orchid, Anggrek Cantik, Tanaman Langka, Bunga Indah Dendrobium Fatahillah (local hybrid) Orchid, Anggrek Cantik, Tanaman Langka, Bunga Indah

-Grammatophyllum

1.Grammatophyllum Stapeliaeflorum
Kerabat jenis anggrek ini jumlahnya agak terbatas. Berdasarkan catatan sementara, di Indonesia hanya ditemukan 3 jenis, yaitu anggrek tebu (G. speciosum), anggrek macan (G. scriptum) dan Anggrek sendu (G. stapeliaeflorum).
Anggrek ini biasa disebut anggrek sendu karena warnanya yang kusam dan bentuk bunga yang menggantung seperti cucuran air mata. Bulbnya menyerupai bulb anggrek macan (G. scriptum) hanya saja kulit permukaan luarnya tampak lebih mengkilat dan kaku seperti dilapisi plastic, berbuku tunggal dengan panjang kira-kira 14 cm, lebar 6 cm, agak memipih dengan 2-3 daun pada puncaknya. Daun berukuran cukup lebar, panjang kira-kira 35 cm yang makin menyempit kearah pangkalnya. Bunganya muncul dari dasar bulb dengan tandan bunga yang merunduk dan menggantung ke bawah. Panjang tandan bunga sekitar 30 cm. Pada tandan tersebut tumbuh sebanyak 12 kuntum bunga. Bunga berwarna coklat kelabu keunguan dengan totol-totol ungu tua, berbau tidak sedap.

Jenis ini ditemukan di hutan-hutan di Sumatera, Jawa sampai dengan Sulawesi. Tumbuh secara epifit pada pohon-pohon di hutan-hutan yang agak terbuka. Berdasarkan catatan sementara tanaman ini berbunga pada bulan-bulan Januari, Februari, Juni, Juli. Apakah waktu berbunga tersebut sama dengan berbunganya di alam masih perlu diteliti. Masa mekar bunganya antara 13-15 hari. Buah berbentuk jorong.
Tanaman ini sudah mulai dibudidayakan, tapi sayang peminatnya masih sedikit karena masih kalah populer dibanding dua kerabatnya yang lain, anggrek tebu dan anggrek macan. Umumnya dipelihara di pot besar atau pot gantung besar dengan media tumbuh cacahan akar pakis dan sedikit sabut kelapa. Penyiraman diperlukan tetapi tidak setiap hari. Mudah dikembangbiakkan dengan anakan. Meskipun penampakan bunganya yang kurang menarik, namun anggrek ini merupakan satu-satunya anggota keluarga Grammatophyllum yang memiliki morfologi tandan dengan posisi menggantung. Keunikan inilah yang membuat anggrek species ini mulai dilirik banyak para kolektor.

2.Grammatophyllum Speciosum
 Grammatophyllum Speciosum
Grammatophyllum Speciosum, atau Anggrek Harimau, adalah anggrek terbesar di dunia. Berkembang biak di sela-sela pohon besar, anggrek ini bisa mencapai panjang 15 ft; Satu rumpun tanaman pernah tercatat memiliki berat 2 ton. Berada di lingkungan panas, hutan tropis yang lembab di kawasan Malaysia, Sumatra, and New Guinea, anggrek ini dikenal karena penampilannya yang luar biasa pada saat berbunga, walupun cuma berbunga sekali dalam 2 sampai 4 tahun.
Bunga anggrek harimau, juga dikenal anggrek tebu, sangat tahan lama dan dapat bertahan sampai 2 bulan. Bunganya dapat mencapai 6 in berwana kuning krim denga bintik coklat atau merah tua. Stem bunga dapat mencapai 6-9 in dengan 60-100 kuntum per tangkai.

3.Grammatophyllum Scriptum
 Grammatophyllum Scriptum
Berukuran besar, tumbuh secara epifit di daerah panas. Berasal dari Asia Tenggara, Papua dan New Guinea, diketemukan pada ketinggian sampai 100 meter dari permukaan laut dan selalu dekat dengan laut, kadang terdapat di sela-sela tangkai daun kelapa.


Minggu, 18 September 2011

Why do i love OWL so much??? ;))

Serem tapi lucu... Itulah image yang diberikan si burung yang suka keluar malem - malem ini.. Dan kenapa gw suka sama burung hantu???Ummm,, i dont know.. I just love owl.. Without any reason..hahaaaa
Okee,,sekarang gw mau berbagi informasi tentang owl..
Cekidooooottt..


Jenis - Jenis OWL (sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10465415)
 1. Barn Owl





2. Boreal Owl


















3. Burrowing Owl





4.  Elf Owl





5. Ferruginous Pygmy Owl





6.  Flammulated Owl





7. Great Grey Owl





8.  The Saw - whet Owl





9. Screech Owl





10. Hawk Owl





11. Short-Eared Owl





12. Snowy Owl





 13. Spectacled Owl





14. Spotted Owl





15. Javan Scops Owl (Celepuk)





16. Buffy Fish Owl